Pages

Subscribe:

Tuesday, September 16, 2008

Apakah WiMAX Mengancam WiFi ?

WiFi (Wireless Fidelity) atau sering disebut WLAN (Wireless Local Area Network) merupakan salah satu teknologi broadband wireless yang sudah mature (matang). Kematangan teknologi WiFi tersebut dibuktikan dengan standardisasi yang telah lama disepakati (IEEE 802.11), banyaknya dukungan vendor (pabrikan) dan telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan.

Penggunaan jaringan WiFi telah banyak dipakai oleh perusahaan atau individu baik untuk jaringan privat maupun hotspot (publik). Disamping banyak vendor yang bisa menyediakan AP (Access Point) juga didukung oleh vendor terminal seperti komputer, notebook, PDA dan handphone yang telah dilengkapi dengan interface WiFi di dalamnya. Ditambah dengan harga yang sangat terjangkau, maka penyebaran WiFi menjadi sangat cepat. Hampir setiap sudut kota atau bandara saat ini telah menggunakan perangkat WiFi untuk layanan hotspotnya.

Perkembangan selanjutnya untuk teknologi Broadband Wireless adalah WiMAX (Wireless Interoperability for Microwave Access). Teknologi ini hampir mirip dengan WiFi ditambah dengan kemampuannya di sisi jarak jangkau, QoS, NLOS (Non Line of Sight), security dan berbagai fitur lainnya.

Dengan kondisi tersebut di atas tentunya akan banyak pertanyaan dari para pengamat dan pelaku telekomunikasi apakah WiMAX nantinya akan bersaing dengan WiFi atau malah dapat digunakan untuk mendukung penggelaran WiFi di lapangan. Artikel berikut mencoba mengulas dari dua sudut pandang baik WiMAX dalam mendukung WiFi dan di sisi lain WiMAX juga akan sama-sama melayani layaknya WiFi.

Aplikasi WiFi dan WiMAX

Dengan kemampuan yang dimiliki oleh WiFi (Wireless LAN), maka pengguna dapat melakukan koneksi ke jaringan (internet) secara mobile (wirelessly). Karakteristik tersebut sangat cocok dipakai oleh user di area perkantoran, rumah sakit, kampus, hotel , bandara maupun di perumahan.

Dengan demikian pemanfaatan WiFi secara umum dapat dipetakan seperti gambar berikut:

Gambar 1. Berbagai Aplikasi Wireless LAN

Lain WiFi, lain juga dengan WiMAX. Beberapa aplikasi yang bisa dicapai dengan memanfaatkan WiMAX adalah sebagai berikut :

- Aplikasi Backhaul

Untuk aplikasi backhaul maka WiMAX dapat dimanfaatkan untuk backhaul WiMAX itu sendiri, backhaul Hotspot dan backhaul teknologi lain.

  • Backhaul WiMAX

Dalam konteks WiMAX sebagai backhaul dari WiMAX aplikasinya mirip dengan fungsi BTS sebagai repeater yang bertujuan untuk memperluas jangkauan dari WiMAX.

  • Backhaul Hotspot

Pada umumnya, hotspot banyak menggunakan saluran ADSL sebagai backhaul-nya untuk menyambungkan ke sisi koneksi internet. Dengan keterbatasan jaringan kabel, maka WiMAX juga bisa dimanfaatkan sebagai backhaul hotspot.

  • Backhaul Teknologi Lain

Sebagai backhaul teknologi lain, WiMAX dapat digunakan untuk backhaul seluler. Gambar berikut mengilustrasikan WiMAX untuk menghubungkan MSC/BSC ke BTS seluler.

- Akses Broadband

WiMAX dapat digunakan sebagai ”Last Mile” teknologi untuk melayani kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dengan kemampuan lebih di sisi QoS (Quality of Service) maka WiMAX dapat dimanfaatkan untuk melayani pelanggan perumahan maupun bisnis dengan service yang berbeda.

- Personal Broadband

WiMAX sebagai penyedia layanan personal broadband, dapat dibedakan menjadi 2 pangsa pasar yaitu yang bersifat nomadic dan mobile. Gambaran detilnya sebagai berikut :

· Nomadic

Untuk solusi nomadic, maka biasanya tingkat perpindahan dari user WiMAX tidak sering dan kalaupun pindah dalam kecepatan yang rendah. Perangkatnya pun biasanya tidak sesimpel untuk aplikasi mobile.

· Mobile

Untuk aplikasi mobile, maka user WiMAX layaknya menggunakan terminal WiFi seperti notebook, PDA atau smartphone. Perpindahan/tingkat mobilitasnya sama dengan WiFi. Bedanya kalau menggunakan WiMAX maka digunakan WiMAX card yang dipasang di terminal. Gambar 2. mengilustrasikan WiMAX untuk aplikasi mobile.

Integrasi atau Overlay?

Bila dilihat dari penjelasan mengenai aplikasi WiFi dan WiMAX di atas, maka secara garis besar keduanya dapat diintegrasikan dan overlay (saling melapisi). Kalau integrasi berarti antara WiMAX dan WiFi akan saling mendukung. Keduanya akan saling bersinergi untuk melayani pelanggan yang lebih besar dan lebih banyak. Namun bila sifatnya overlay atau overlap dari sisi coverage, maka dapat difungsikan saling mendukung (bila satu operator) dan juga akan saling berlawanan bila berbeda operator.

Beberapa konfigurasi yang dapat diterapkan oleh operator WiMAX dan WiFi bila diantara keduanya diintegrasikan adalah sebagai berikut:

- Sebagai backhaul

Konfigurasinya ditunjukkan seperti pada Gambar 2. Jaringan WiFi akan menjadi lebih cost effective daripada perangkat WiFi untuk backhaul-nya. Dengan perpaduan 2 teknologi ini maka WiMAX difungsikan sebagai backhaul sedangkan WiFi tersambung langsung ke pelanggan (akses).

Gambar 2. WiMAX sebagai backhaul jaringan mesh WiFi (sumber: Intel)

- Sebagai Backhaul antar WiFi Mesh Network

Pada tahapan ini WiMAX sudah digunakan langsung sebagai bagian dari jaringan mesh WiFi. Subscriber Terminal (ST) dari WiMAX dipasangkan pada Access Point WiFi Mesh Network sehingga jaringan WiFi dengan sendirinya menjadi lebih reliable pada coverage area yang lebih luas dan mengurangi cost connection yang ditimbulkan dari penarikan kabel setiap pemasangan AP. Konfigurasinya diperlihatkan oleh Gambar 3. Solusi ini secara prinsip dapat meningkatkan performansi dan daya tahan (robust) dari jaringan WiFi.

Gambar 3. WiMAX sebagai backhaul antar jaringan mesh WiFi (sumber: Intel)

- Integrasi Penuh WiFi-WiMAX

Gambar 4. memperlihatkan kombinasi tahap selanjutnya antara WiFi dengan WiMAX. Komunikasi sudah dapat dilakukan sampai pada tingkat Client. Jangkauan WiMAX overlaping dengan jangkauan WiFi. Hal ini memberikan pilihan-pilihan layanan yang lebih baik, lebih fleksibel terhadap perubahan-perubahan jaringan dan memanjakan user dengan kemudahan hubungan sesuai dengan perangkat terminal yang dimiliki. Apalagi dengan implementasi dual AP radio (WiFi dan WiMAX), maka integrasi akan menjadi semakin mudah dan pembangunan jaringan juga bisa lebih cepat.

Gambar 4. Integrasi Penuh WiFi dan WiMAX (sumber: Intel)

Kombinasi kedua platform teknologi ini memberikan solusi yang sangat memadai, terutama untuk sistem komunikasi data yang selama ini masih menjadi kendala. Akses ke jaringan internet merupakan aplikasi yang diuntungkan. Berbagai inovasi bisa diciptakan seperti misalnya layanan internet gratis ke rumah-rumah, pelayanan hubungan pada komunitas-komunitas seni budaya, profesi-profesi sosial non profit, dan sebagainya.

Selain konsep integrasi seperti di atas, maka antara WiMAX dan WiFi juga dapat saling berebut pelanggan. Hal tersebut terjadi bila antara operator WiMAX dan WiFi berbeda dan saling melayani dalam suatu area yang sama. Aplikasi WiMAX sebagai personal broadband yang akan menimbulkan persaingan dengan WiFi.

Gambar 5. Deskripsi Area dengan Dua Jaringan sekaligus (WiMAX dan WiFi)

Dengan demikian maka bagi konsumen akan semakin dimudahkan, karena dapat melihat jaringan sesuai dengan kebutuhan. Ilustrasi di atas menggambarkan di notebook konsumen dimana nampak antara network (jaringan) WiFi (Hotspot) dengan WiMAX.

Bagi operator Hotspot, WiMAX dapat dijadikan untuk memudahkan penetrasi implementasi Hotspot. Disamping sebagai customer Loyalty juga akan menambah brand image bagi operator dimaksud. Akan tetapi bila operatornya berbeda maka mau tidak mau juga akan merebut pasar hotspot yang berbasis pada teknologi WiFi. Kualitas, harga, marketing, dan after sales service-lah yang akan menentukan ke mana pelanggan akan memilih.

Kesimpulan

Beberapa hal yang perlu disimpulkan dengan uraian di atas adalah sebagai berikut :

1. WiMAX dapat diaplikasikan untuk backhaul, akses broadband (wireless DSL) dan personal broadband sedangkan WiFi dapat untuk aplikasi privat maupun untuk publik (hotspot)

2. WiMAX dapat WiFi dapat diskenariokan untuk sinergi dan dapat juga saling mengancam bila dioperasikan oleh operator yang berbeda.

Voice over WiMAX

Next generation wireless solution
WiMAX, the solution of choice for next generation broadband, is designed from its core to deliver large throughput with a variety of applications - IP connectivity, voice and video. As both a reliable wireline replacement solution and next step to legacy mobile, it has the ability to support providers in offering first line (or first device) replacement, through product bundles or standalone services. In today’s competitive telecommunications landscape, it has become imperative to deliver a total product portfolio on a broadband basis, even in markets where liberalization processes moved slower than in the leading economies.
Technology for broadband data and voice

a.png

The WiMAX technology, and more importantly the functionalities it provides, constitute the opportunity for service providers to cover all types of usage behavior, ranging from typical fix usage in captive locations to access while being on the move. This unique attribute allows service providers to design product bundles including voice and compete not only with legacy incumbents and other wireline operators, but also have competitive offerings for users requiring different types of wireless freedom. WiMAX as a data-centric technology is also going to meet expectations of the next generation of voice customers, who have positive mind set towards voice over IP and communicate using such devices like USB phones, laptops and other portable multimedia devices. In fact starting from the year 2008, notebooks and gradually other consumer electronic devices will have WiMAX chips embedded in them and will become a perfect fit for all operators planning to roll-out networks of the 802.16 standard.

Support for new wave mobility
As an always-on technology, WiMAX is not only the solution of choice for instant internet access, but also well suited for permanent voice availability. From the end-user device perspective, the voice connectivity is being assured based on a softphone-client solution residing as an application, like in a typical PC-based environment. Current trends oriented towards unification of mobile telephony and computer devices result in new converged solutions for the mass market, called ultra-mobile PC. These multimedia devices will have the ability not only to access various data networks, but also serve voice in a data-based environment. This represents another fit with a wireless broadband network that can not only carry volume but is also capable to support seamless mobility.

The benefits for the customers seems therefore to be assured in the short as well as in the long term. Not only are solutions being developed that bring services and advantages to existing alternatives, but the next-wave functionalities supporting more technology-oriented societies are rapidly coming to market.

a1.png

Practical implementation
Voice over WiMAX has become already a real life experience and a viable business. In Central and Eastern Europe, WiMAX Telecom, a leading WiMAX service provider, delivers voice services along with its broadband offering over its 802.16 network. The service, branded WiMAX FON, is offered currently as a first line replacement solution, allowing customers to switch completely from the incumbent operator. The service also offers number portability as an additional feature of the package. On the technical level, the service is based on SIP protocol, with an end-to-end quality assurance. This is secured due to the following environmental factors:
full IP supervision within own network - there is no transmission through public Internet),
no packet compression, allowing for superior sound quality outperforming on comparative level the abilities of mobile networks,
voice traffic prioritization.

a2.png


Both data and voice traffic are transmitted within the fully owned and managed IP network, that has MPLS (MultiProtocol Label Switching) implemented. Furthermore in order to provide the necessary resources for the voice transmission quality, a vendor specific dynamic resource allocation protocol and IP ToS (Type of Service) within the MPLS network are also implemented. The standard for audio companding applied in the network is G.711, which provides an 8 kHz sampling frequency and 64 kb/s bitrate.

For voice termination, the infrastructure is interconnected with a typical “anchor network”, which is usually the network of the incumbent, and also with wholesale operators which provide interconnectivity and termination services on an international level. It is important to emphasize the portability feature, which is one of the key functionalities for customers switching from other networks, but insisting on having still the same telephone number. The technical feasibility for this can be assured only when interconnected with the incumbent or an interconnect partner, that also provides portability outsourcing.

The competitiveness of the voice services is also enhanced thanks to additional on-top options. One of the is the so called customer self-care, which enables customers to manage their broadband and voice services conveniently on-line and 24 hours a day, thus being not dependent from any call center or legacy type helpdesk. From the voice service perspective the self-care system allows to obtain electronic invoices, analyze real-time billing, manage customer data, reroute incoming connections, etc.

The implementation of voice services in WiMAX networks has delivered numerous benefits for customers. These include:
possibility for a complete switch-off from incumbent operator,
one voice and data package,
no need for wireline infrastructure for all services,
flexibility thanks to number portability (no need to change existing number),
savings due to product bundle and lack of legacy copper wire subscription.

WiMAX VS 3G

Belakangan ini teknologi WiMAX telah menjadi primadona perbincangan dan diskusi baik diantara vendor maupun operator telekomunikasi dunia. Dengan kemampuan yang lebih dibanding teknologi BWA (Brodband Wireless Access) sebelumnya WiMAX menjadi salah satu penantang 3G (sistem seluler generasi ke-3) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan akses kecepatan tinggi.

Dengan munculya WiMAX secara otomatis akan menimbulkan persaingan antara pengusung WiMAX dengan vendor pengusung 3G. Masing-masing saling berlomba menunjukkan kebolehan dan keunggulan baik yang terkait dengan teknologi, layanan, investasi (nilai ekonomis) maupun dalam kemudahan penggunaan dan pemeliharaannya. Seperti diketahui telah banyak negara yang mengimplementasikan teknologi 3G (Indonesia masih trial) namun untuk WiMAX masih dalam proses sertifikasi. Kalaupun ada yang mengimplementasikan masih menggunakan teknologi pre WiMAX.

Banyak faktor penentu untuk suksesnya implementasi suatu teknologi. Dengan demikian sangat perlu diperhatikan tentunya bagi operator yang akan mengoperasikan teknologi WiMAX atau 3G. Artikel berikut merupakan sekilas uraian perbandingan antara teknologi WiMAX dan teknologi 3G. Tentunya dalam proses evaluasi yang lebih tajam diperlukan adanya kajian yang lebih mendalam menyangkut aspek teknis maupun aspek ekonomis. Selain itu perlu dibedakan antara kajian untuk operator incumbent maupun bagi operator baru.

Teknologi 3G

Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang menjanjikan peningkatan bandwidth hingga 384 Kbps ketika diakses dalam keadaan berjalan (nomadic), sementara untuk di kendaraan bergerak kecepatannya sekitar 128 KBps dan sampai 2 MBps bila dalam kondisi diam. Teknologi yang bisa digunakan untuk memberikan layanan 3G bisa berbasis GSM (W-CDMA) atau CDMA (CDMA2000). Namun karena dari awal teknologi di 2G-nya didominasi oleh sistem GSM maka untuk 3G-nya saat ini juga masih banyak berkembang dari teknologi W-CDMA. Diantara kedua teknologi 3G dimaksud juga saling berkompetisi antara yang berbasis GSM dan CDMA.

Gambar berikut mendeskripsikan evolusi teknologi seluler (GSM & CDMA) menuju ke 3G.

Gambar 1. Evolusi Sistem Seluler ke 3G

Teknologi WiMAX

Sementara itu WiMAX merupakan teknologi yang sangat baru. Bahkan pengujian perangkat dari beberapa vendor untuk mendapat sertifikat ”WiMAX” baru dimulai sekitar bulan Agustus 2005. Untuk standar WiMAX mobile (IEEE 802.16e) baru disahkan sekitar pertengahan tahun 2006. Sementaa itu WiMAX yang akan berkembang saat ini masih comply ke standar IEEE 802.16-2004 yang diaplikasikan untuk solusi fixed.

Sedangkan di teknologi WiMAX diawali dengan standar 802.16 kemudian diperbaharui ke 802.16 (REVd) dan dikembangkan ke untuk melayani pelanggan mobile (802.16e). Tabel berikut menerangkan berbagai standar evolusi di WiMAX.

Tabel 1. Perkembangan Standar WiMAX

Produk Life Cycle

Seperti biasa pada implementasi sebuah teknologi atau produk maka mata rantai dari life cycle produk dimaksud akan melalui 4 tahapan yaitu product development, introduction to market, Mature Market dan product phase-out.

Perbedaan antara WiMAX dan 3G saat ini adalah bahwa untuk WiMAX tahapannya baru memasuki product development dan sedang introduction to market. Sedangkan 3G sedang mengalami 2 tahapan yaitu introduction to market dan mature market (untuk beberapa negara).

Untuk fase product phase-out tentunya masih belum diketahui, perlu dilakukan kajian lebih mendalam terkait dengan waktu (berapa tahun) kedua teknologi tersebut mampu bertahan.

Gambar berikut mendeskripsikan produk Life Cycle antara teknologi WiMAX dan 3G.

Gambar 2. Life Cycle WiMAX & 3G

Layanan

Bila dilihat dari sisi layanan (speed) yang bisa diberikan, maka WiMAX mampu melampaui 3G. Tabel berikut diambil dari CSBF research yang menggambarkan perbandingan berbagai teknologi ke depan termasuk 3G dan WiMAX.

Tabel 2. Perbandingan Data rate (speed) antara 3G & WiMAX

Dengan demikian keunggulan WiMAX adalah terlihat dari sisi kecepatannya. Dengan demikian secara otomatis akan banyak memberikan layanan yang menarik dibanding 3G.

Namun bila difokuskan pada kemampuan mobility-nya, 3G masih unggul dibanding WiMAX. Apalagi saat ini (tahun 2005) WiMAX baru difokuskan untuk pelanggan fixed dan baru tahun 2006 mulai difokuskan untuk pelanggan bergerak (nomadic). Gambaran perbandingan tingkat mobilitas antara WiMAX dan 3G dapat dilihat seperti terlampir di bawah :

Gambar 3. Mobility antara 3G vs WiMAX

Menurut deskripsi di atas, maka WiMAX sangat cocok untuk kondisi low mobility namun high bandwidth. Sedangkan 3G diperuntukkan untuk high mobility dengan data rate yang rendah.

Disamping perbedaan di atas dari awal teknologi seluler termasuk 3G adalah diperuntukkan untuk pelanggan personal. Lain dengan teknologi WiMAX yang pada awalnya diimplementasikan untuk backhaul maupun akses broadband. Ke depan setelah mengikuti standar 802.16 e WiMAX baru cocok untuk aplikasi mobile (nomadic).

Bagaimana di Indonesia ?

Khusus di Indonesia ke dua teknologi baik WiMAX maupun 3G masih belum ditetapkan frekuensinya dan operator yang berhak siapa dan dapat berapa MHz. Kasus penerapan 3G diperkirakan masih menunggu waktu yang cukup lama. Operator lama yang baru melakukan trial adalah Telkomsel dan Indosat sedangkan operator baru yang telah memegang lisensi 3G adalah Natrindo dan Cyber Access Communication (CAC). Sementara di WiMAX sendiri dari regulasi baru menginformasikan kemungkinan penerapannya di kisaran band 2,3 GHz; 3,5 GHz; dan 5,8 GHz. Frekuensi persis dan nama operatornya belum ditentukan.

Kesimpulan dan Saran

- WiMAX sangat cocok digunakan untuk pelanggan dengan tingkat mobilitas yang rendah namun kebutuhan bandwidthnya tinggi.

- 3G fokus pada pelanggan dengan tingkat kebutuhan mobilitas tinggi sedangkan kebutuhan bandwidthnya lebih rendah.

- Dari sisi time to market 3G mendahului dibanding dengan WiMAX.

- Dalam perkembanganya 3G dikembangkan untuk pelanggan personal sedangkan WiMAX awalnya dikembangkan untuk bachaul, akses, baru ke personal.

- Perlu segera ketetapan dari pemerintah berkaitan dengan frekuensi WiMAX dan 3G.

Aplikasi WiMAX

WiMAX merupakan evolusi dari teknologi Broadband Wireless Access (BWA) sebelumnya, dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping masalah kecepatan data yang diberikan, maka WiMAX juga membawa isu open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dalam perkembangannya WiMAX nantinya tidak hanya diperuntukkan bagi market yang fixed saja tapi market yang bersifat portabel bahkan yang mobile juga merupakan sasaran dari WiMAX. Dengan kecepatan data yang tinggi (sampai 70 MBps) maka WiMAX layak diaplikasikan untuk ”last mile” broadband connections, backhaul dan high speed enterprise.

Teknologi WiMAX

Dibandingkan dengan teknologi wireless lainnya, WiMAX merupakan salah satu teknologi yang baru. Bahkan pengujian perangkat dari beberapa vendor untuk mendapat sertifikat ”WiMAX” baru dimulai sekitar bulan Juli 2005. Untuk standar WiMAX mobile (IEEE 802.16e) baru disahkan sekitar pertengahan tahun 2006. Posisi WiMAX dikaitkan dengan teknologi wireless lain dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Posisi Teknologi WiMAX

Aplikasi Backhaul

Untuk aplikasi Backhaul maka WiMAX dapat dimanfaatkan untuk Backhaul WiMAX itu sendiri, Backhaul Hotspot dan Backhaul teknologi lain.

Ÿ Backhaul WiMAX

Dalam konteks WiMAX sebagai Backhaul dari WiMAX aplikasinya mirip dengan fungsi BTS sebagai repeater. Tujuannya untuk memperluas jangkauan dari WiMAX.

Gambar 2. WiMAX sebagai Backhaul WiMAX

Ÿ Backhaul Hotspot

Biasanya hotspot banyak menggunakan saluran ADSL sebagai Backhaulnya. Dengan keterbatasan jaringan kabel, maka WiMAX juga bisa dimanfaatkan sebagai Bakhaulnya Hotspot. Konfigurasinya dapat dilihat seperti gambar berikut:

Gambar 3. WiMAX sebagai Backhaul Hotspot

Ÿ Backhaul Teknologi Lain

Sebagai backhaul teknologi lain,WiMAX dapat digunakan untuk backhaul seluler. Gambar berikut mengilustrasikan WiMAX untuk menghubungkan MSC/BSC ke BTS seluler.

Gambar 4. WiMAX sebagai Backhaul Seluler

Akses Broadband

Untuk akses broadband WiMAX dapat digunakan sebagai ”Last Mile” teknologi untuk melayani kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dari pelanggan perumahan maupun bisnis dapat dipenuhi oleh teknologi WiMAX ini.

Gambar 5. Aplikasi WiMAX untuk Akses Broadband

Personal Broadband

WiMAX sebagai penyedia layanan personal broadband, dapat dibedakan menjadi 2 pangsa pasar yaitu yang bersifat nomadic dan mobile. Gambaran detilnya sebagai berikut:

Ÿ Nomadic

Untuk solusi nomadic, maka biasanya tingkat perpindahan dari user WiMAX tidak sering dan kalaupun pindah dalam kecepatan yang rendah. Perangkatnya pun biasanya tidak sesimpel untuk aplikasi mobile.

Gambar 6. WiMAX untuk Aplikasi Personal Broadband (Nomadic

Ÿ Mobile

Untuk aplikasi mobile, maka user WiMAX layaknya menggunakan terminal WiFi seperti notebook, PDA atau smartphone. Perpindahan/tingkat mobilitasnya sama dengan WiFi. Bedanya kalau menggunakan WiMAX maka digunakan WiMAX card yang dipasang di terminal. Gambar berikut mengilustrasikan WiMAX untuk aplikasi mobile.

Gambar 7. WiMAX untuk Aplikasi Personal Broadband (Mobile)

Kesimpulan

Dengan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa WiMAX dapat diimplementasikan untuk:

  1. Backhaul, yaitu sebagai backhaul hotspot, WiMAX sendiri maupun teknologi lainnya.
  2. Akses Broadband, yaitu untuk memenuhi kebutuhan akses broadband baik untuk enterprise maupun perumahan.
  3. Personal broadband, yaitu untuk memenuhi kebutuhan baik untuk nomadic maupun mobile broadband.

Interworking: 3G & WiMAX

Rencana pemberian lisensi WiMAX oleh Pemerintah Indonesia ternyata ditanggapi dengan hangat juga oleh para operator selular. Namun mengapa operator yang sudah memiliki lisensi 3G/UMTS ini masih juga punya minat pada WiMAX? Di satu sisi, ini untuk menghambat kompetisi dari teknologi yang memang secara konvergensi akan jadi bersaing ini. Namun, jika dilihat dari sisi positif, para operator memahami bahwa WiMAX merupakan komplemen layanan yang penting bagi 3G/UMTS; khususnya bagi sebagian besar customer yang melakukan akses informasi tidak sambil bergerak.

Tetapi, jika 3G/UMTS dan WiMAX dipegang oleh sebuah entitas, atau sekelompok yang berafiliasi, bagaimana cara agar keduanya benar2 menjadi komplemen, seolah2 menjadi sebuah network lengkap, dengan sistem identitas user yang tunggal, dengan layanan yang kontinu bagi user yang harus berpindah network, dan tanpa terlalu banyak sistem yang redundant?

Mengandaikan bahwa standar 3GPP yang digunakan sudah mengadopsi Release 5 (dengan IMS), akan dapat dilakukan interworking pada service layer kedua macam network. Negosiasi akan tetap menggunakan SIP seperti yang digunakan dalam IMS. Pengelolaan user dengan AAA dilakukan pada infrastuktur UMTS. Skemanya dideskripsikan dalam gambar ini:
interwork-3g-wimax.png
Garis oranye menunjukkan aliran data (media), dan garis biru persinyalan. HSS (home subscriber server) meyimpan informasi user, termasuk autorisasinya, dan profile. AAA, melakukan fungsi autentikasi, autorisasi, dan accounting (charging). Sekelompok CSCF (call session control function) pada struktur IMS berfungsi mengelola sesi informasi.

Persinyalan antara IMS dan WiMAX dilakukan melalui I-CSCF (I=interrogator) ke CSN WiMAX. Pada WiMAX, CSN memainkan urusan QoS, dan ASN memainkan strategi akses. Harus ada pemetaan antara QoS 3GPP dan WiMAX. UMTS mendefinisikan empat kelas QoS: conversational, streaming, interactive, dan background. WiMAX juga mendefinisikan empat kelas: UGS (unsolicited grant service), rt-PS (realtime polling service), nrt-PS (non-realtime polling service), dan BE (best effort). Tinggal dilakukan pemetaan sesuai sifat aplikasi yang ditargetkan di setiap kelas. Resource QoS dapat diberikan baik melalui prekonfigurasi, ataupun dengan reservasi sesuai trigger dari client.

Tentu masih banyak yang harus dipertimbangkan. AAA antar dua network misalnya, termasuk bagi user yang sedang melakukan roaming, harus dipertimbangkan baik dari sisi bisnis maupun dari security. Soal hand-over juga bisa menjadi bahan yang sangat menarik untuk diperincangkan secara terpisah.


Memajukan Desa dengan Teknologi WiMAX


Akses teknologi informasi, misalnya internet, kerap kali sulit diperoleh di daerah pedesaan apalagi di daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan alat transportasi. Salah satu alasan utamanya adalah investasi yang terlalu mahal (tak terjangkau) dengan teknologi terdahulu seperti DSL (digital subcriber line) dengan kabelnya (wireline) atau teknologi wireless lainnya yang coverage area-nya sempit/terbatas. Dengan adanya teknologi WiMAX, kini saatnya teknologi informasi yang mudah dan murah segera bisa dinikmati masyarakat pedesaan yang dengannya diharapkan kemajuan desa segera bisa disongsong.

Bisa jadi tulisan ini terlalu optimistik terhadap WiMAX, namun kira-kira demikianlah penulis berharap. Setidaknya ini mungkin bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyejahterakan dan memajukan masyarakat desa. Dapat kita bayangkan, seandainya jaringan wireless sampai ke pedesaan dengan harga murah, maka akan sangat membantu para petani. Mereka bisa mengecek cuaca dan menentukan masa tanam, mendapat informasi harga beli dan harga jual hasil panen, mempelajari penanaman tanaman baru dan pengelolaan yang lebih baik sehingga meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian republik.

Bahkan mungkin juga akses wireless ini bisa memperbaiki kualitas sekolah-sekolah di daerah terpencil dan lebih khusus lagi adalah komunikasi dengan dunia cyber tanpa putusnya saat orang kota berlibur ke desa. Kesuksesan akses internet ke pedesaan, terutama daerah wisata, bisa jadi akan menumbuhkan bisnis baru di daerah rural ini.

Mengapa WiMAX

WiMAX (worldwide interoperability for microwave access, IEEE.802.16) dikembangkan secara khusus dari teknologi OFDM (orthogonal frequency division multiplexing) untuk mencapai coverage area yang luas (beberapa mil/sekitar 50-an kilometer) dengan kecepatan tinggi (sekitar 72 Mbps wireless) dan tambahan multiple access (lihat IEEE.802.16e: OFDMA access method) yang mungkin bisa diaplikasikan untuk sistem komunikasi selluler masa depan. Tambahan multiple access ini dengan performansi yang baik bisa jadi akan menjadi kompetitor baru bagi jaringan telepon seluler yang sudah ada.

Teknologi pendahulunya, yaitu WiFi (IEEE.802.11) yang sekarang masih kita pakai di laboratorium, kampus, airport, ruang konferensi sampai coffee shop dan supermarket, hanya mampu menjangkau 20-100 meter dengan kecepatan beberapa puluh Mbps. Karena itulah WiMAX lebih menjanjikan untuk memperluas jaringan murah di pedesaan dibandingkan pembangunan infrastruktur dengan kabel yang cukup mahal. Mungkin inilah yang mendasari komentar para pakar WiMAX internasional, bahwa teknologi WiMAX adalah vital dan sangat cocok (baca: murah) untuk diaplikasikan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dimana biaya investasi fixed communication masih tinggi.

OFDM dalam WiMAX

OFDM bukanlah barang baru karena sebenarnya sudah ramai diteliti sejak tahun 60-an meskipun baru booming setelah dipicu dengan penemuan FFT (Fast Fourier Transform) sekitar tahun 70-an. OFDM juga terkenal karena diaplikasikan dalam DSL, cable modem, WiFi, Televisi Digital dan WiMAX itu sendiri. OFDM mampu melayani data kecepatan tinggi karena efisiensinya yaitu dengan frekuensi overlapping (tumpang tindih) tapi dengan jaminan tidak rusak karena sinyal dalam setiap subcarrier nya didesain untuk memenuhi syarat orthogonal (kecuali ada masalah lain seperti frequency offset karena efek Doppler/pergerakan).

Dengan karakter dasar OFDM di atas, dalam Standard WiMAX, OFDM akan mampu mencapai 72Mbps (data bersih) atau sampai 100Mbps (data plus bit untuk error correction coding) dalam spektrum 20MHz. Artinya, OFDM dalam WiMAX mampu mengirimkan 3.6 bps per Hz. Misalnya kita punya alokasi bandwidth 100MHz, diimplementasikan pada frekuensi 5.8GHz (yaitu misal 5.725-5.825GHz), diperoleh 5 blok band (yaitu 5 x 20MHz = 100MHz), maka kita akan peroleh kapasitas 5x72Mbps = 360Mbps (dengan asumsi seluruh channel ditambahkan dan dengan 1x frequency reuse). Kemudian dengan sektorisasi, maka total kapasitas suatu base station akan mencapai lebih dari 1Gbps, sebuah kecepatan sangat tinggi untuk wireless access.

Parameter Physical Layer (PHY) dalam WiMAX

Ada tiga variant WiMAX PHY yaitu : OFDM 256-carrier (wajib), single carrier (opsional) dan 2048 OFDMA (opsional). OFDM 256 dipilih untuk diimplementasikan, yaitu dengan 256 FFT point, guard interval (GI) sebesar = 1/4, 1/8, 1/16, 1/32 dan error koreksinya menggunakan convolutional coding (CC). Teknik modulasinya adalah adaptif (adaptif modulation) untuk BPSK, QPSK, 16QAM dan 64QAM dengan indikatornya dari level CINR (carrier to interference plus noise ratio). Jika lingkungan jelek atau jauh dari base station dipakai BPSK, sedangkan jika lingkungan baik dipakai 64QAM. Level bit-error-rate (BER) dijaga dengan menggunakan teknik ARQ (automatic repeat request).

Fase Pengembangan dan Implementasi

Untuk awal implementasi, sebut saja misal Fase I, mungkin WiMAX masih memerlukan antena di atas rumah. Namun pada Fase II, diharapkan antena dalam rumah (indoor) pun sudah mampu menerima sinyal dengan baik. Dan Fase III, diharapkan chip WiMAX bisa tertanam dalam semua laptop komputer dan telepon selluler.

Sebuah chip WiMAX pertama “Rosedale” PRO/Wireless 5116 (Intel, 2005) dikembangkan dari IEEE.802.16-2004 berisi OFDM 256-subcarrier. Menyusul kemudian Chip MB87M3400 (Fujitsu, 2005) juga dikabarkan telah dijual seharga 40 dollar, bisa digunakan menjadi base station dan subscriber station untuk komunikasi non-line-of-site (NLOS), menggunakan OFDM 256-subcarrier pula.

Masalah Alokasi Frekuensi

Sebuah organisasi non-profit yaitu “WiMAX Forum”, yang memiliki lebih 300 anggota yang terdiri industri dan organisasi, merekomendasikan tiga alokasi frekuensi yaitu; 2.5GHz, 3.5GHz, dan 5.8 GHz.

Sayangnya, alokasi frekuensi kerja ini seringkali bermasalah hampir di seluruh negara di dunia, tidak hanya di negara-negara berkembang. Sebagai contoh Jepang, di Jepang ternyata 2.5GHz sudah dipakai untuk komunikasi seluler, 3.5GHz dipakai untuk broadcasting dan 5.8GHz telah dipakai untuk sistem navigasi transportasi ITS (intelligent transportation system). Namun, dikabarkan Jepang akan menggunakan frekuensi 4.9GHz-5.0GHz pada akhir 2007 ini.

Jika kita teliti kembali, masalah alokasi frekuensi yang sesungguhnya adalah pada masalah power dan interferensi. Jika terpaksa, WiMAX bisa dialokasikan pada frekuensi yang tidak terdaftar (unlicensed band). Namun, jika WiMAX ini bekerja di frekuensi yang unlicensed, maka powernya harus dibatasi dan tidak boleh mengganggu (menimbulkan interferensi) terhadap teknologi lainnya pada frekuensi yang terdaftar. Itulah kendala utama yang dikhawatirkan berpengaruh dalam performansi dan mungkin juga bisnis.

Beberapa negara yang telah memutuskan alokasi frekuensi ini misalnya: Eropa pada 3.4 - 3.6GHz, Korea dengan WiBro-nya pada 2.3-2.4GHz, China 3.3-3.4 GHz, USA pada 2.5-2.7GHz dan 3.65-3.70GHz, Malaysia (tentative) 3.4-4.2GHZ.

Khusus untuk Indonesia, menurut kabar terakhir Wimax ini akan dialokasikan pada 2.3GHz dengan lebar pita 90MHz (dengan 6 blok, masing-masing 15MHz, 6x15MHz = 90MHz). Kita tentunya sangat berharap Indonesia bisa menerapkan teknologi ini dengan mulus, tanpa masalah-masalah lainnya selain hanya karena masalah teknis. Dan mari kita songsong kemajuan kota dan pedesaan Indonesia.

1Gb/s & 10Gb/a Ethernet untuk LAN & W

100Mbps ethernet untuk LAN tampaknya bukan sebuah hal yang aneh lagi bagi kita yang ada di Indonesia. Pernahkah anda berfikir untuk mengoperasikan 1Gbps atau bahkan 10Gbps Ethernet di LAN anda? Bahkan lebih gila lagi 10GBps di LAN anda bisa di integrasikan langsung ke Wide Area Network (WAN).

1000Base-T kemungkinan besar sudah banyak pembaca yang telah mendengarnya. 10Gbps ethernet? Hmmmm mungkin masih belum banyak di bahas di berbagai kesempat. Memang 10Gbps Ethernet masih dalam pengembangan, mudah-mudahan tahun depan 2002 kita akan melihat beberapa peralatan nyatanya. Untuk melihat dari dekat berbagai perkembangan LAN, MAN & WAN, saya sangat sarankan bagi anda untuk berjalan-jalan ke http://grouper.ieee.org/groups/802/. Di situ anda dapat melihat dari dekat berbagai kegiatan standarisasi jaringan LAN, MAN & WAN yang dilakukan oleh IEEE 802 LAN/MAN Standards Committee.

Beberapa standar yang melegenda & menjadi acuan kita dalam mengoperasikan peralatan LAN, MAN & WAN dapat kita ingat antara lain seperti:

IEEE 802.3 ethernet

IEEE 802.11 Wireless LAN

Bagi anda yang ingin melihat dari dekat beberapa teknologi yang menarik khususnya untuk LAN menggunakan kabel / fiber berkecepatan 1-10Gbps dapat membaca beberapa tutorial seperti http://grouper.ieee.org/groups/802/802_tutorials/index.htm.

Ide gila di balik 1Gbps & 10Gbps Ethernet, mereka tetap menggunakan Medium Access Control (MAC) seperti yang gunakan di teknologi 10Base-T yang kita pakai hari ini di banyak LAN. Tapi mereka memperlebar kecepatan hingga sangat tinggi, bahkan karena menggunakan media fiber optik, terutama Single Mode Fiber (SMF) mereka bisa mengembangkan akses tersebut menjadi WAN dengan jarak beberapa puluh kilometer bukan hanya sekedar LAN yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja. Dengan protokol MAC IEEE 802.3 yang sama dengan ethernet yang kita gunakan hari ini.

Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan LAN kecepatan tinggi ini, misalnya:

* Interkoneksi server untuk cluster server.
* Switch pada server.
* Aggregasi beberapa 1000BASE-T menjadi 10GbE (Gbit Ethernet).
* Sambungan antar gedung.
* Penggunaan Media Single Mode Fiber (SMF) dan Multi Mode Fiber (MMF)

Bagi ISP / Network Service Provider (NSP) penggunaan teknologi Gbps Ethernet (GbE) ini menarik dipandang dari beberapa aplikasi seperti:

* Interkoneksi Server Farm (peternakan server).
* Sambungan intra-POP menggunakan Multi Mode Fiber (MMF) untuk jarak < 300 meter.
* POP uplink untuk Inter-POP untuk jarak < 40 km.
* Akses Metropolitan Area Access (MAN) melalui Wavelength Division Multiplexing (WDM).
* Menggunakan media dark fiber, SONET, TDM dll.

Ada beberapa perbedaan yang menyolok antara 1Gbps & 10Gbps ethernet. Pada 1Gbps yang sering dikenal juga sebagai 1000Base-T, mereka masih mengusahakan menggunakan jaringan fisik kabel UTP. Pada 1000Base-T Teknik modulasi Multi-Level Analog Signaling (MAS) ditambah Forward Error Correction (FEC) dan proses equalisasi memungkina sepasang kabel UTP digunakan pada kecepatan 250Mbps (dengan bandwidth 62MHz). Artinya sebuah kabel UTP Category 5 sebanyak empat (4) pasang dapat digunakan untuk memperoleh kecepatan 1Gbps pada jarak 100 meter.

Pada kecepatan 10Gbps, kabel UTP sama sekali tidak digunakan. Jaringan fisik fiber optik digunakan secara ekslusif dan full duplex. Single Mode Fiber (SMF) & Multi Mode Fiber (MMF) dapat digunakan pada 10Gbps ethernet. Teknik Multi-Level Analog Signaling (MAS) yang digunakan untuk memodulasi data pada kecepatan 10Gbps sebetulnya dapat di paksa untuk bekerja s/d 40Gbps. MAS sendiri diturunkan dari Pulse Amplitude Modulation (PAM) yang secara sederhana merupakan proses On-Off Keying cocok untuk memodulasi sinar laser. Umumnya menggunakan Reed Solomon Forward Error Correction (FEC) untuk memperoleh Bit Error Rate (BER) sekitar 10-14 (sangat tinggi sekali). Dengan teknologi Silicon CMOS submicron dengan lebar gate 0.18um diperoleh gate delay sekitar 30 ps (sekitar 30GHz frekuensi cut off).

10Gbps pada WAN di operasikan sebagai muatan dalam jaringan WAN OC-192c/VC-4-64c yang mempunyai payload rate 9.584640 Gbps. Oleh karena itu harus digunakan mekanisme pacing pada MAC agar data dapat dimasukan ke OC-192c tersebut. Hal ini menyebabkan jaringan fisik LAN & WAN menggunakan MAC IEEE 802.3 yang sama.

Mengenal Lebih Jauh Arsitektur Protocol TCP/IP

A. Tinjauan Singkat Arsitektur Protocol TCP/IP

Protocol-protocol TCP/IP memberikan dukungan jaringan untuk menghubungkan seluruh tempat dan host serta mengikuti aturan standar tentang bagaimana komputer-komputer berkomunikasi dan bagaimana jaringan-jaringan diinterkoneksikan. Protocol-protocol TCP/IP mengikuti model konsep empat layer yang dikenal sebagai model Department of Defense (DOD): Application, Transport, Internet, dan Network Interface.

1. Layer Application

Layer Application terletak di atas pada model TCP/IP konsep empat layer dan merupakan tempat program software memperoleh akses ke jaringan. Layer ini kira-kira sesuai dengan layer Session, layer Presentation, dan layer Application pada model OSI. Beberapa layanan dan utiliti TCP/IP beroperasi pada Layer Application. Layanan dan utiliti tersebut meliputi:

  • HyperText Transfer Protocol (HTTP). HTTP adalah protocol yang dipakai untuk mayoritas komunikasi World Wide Web. Windows 2003 menghadirkan Internet Explorer sebagai client HTTP dan Internet Information Services (IIS) sebagai server HTTP.
  • File Transfer Protocol (FTP). FTP adalah suatu layanan Internet yang mentransfer file-file dari satu komputer ke komputer lain. Internet Explorer dan FTP utiliti yang termasuk command-line bertindak sebagai client FTP. IIS menyediakan server FTP.
  • Simple Mail Transfer Protocol (SMTP). SMTP merupakan suatu protocol yang dipakai server mail untuk mentransfer e-mail. IIS dapat mengirimkan pesan-pesan dengan memakai protocol SMTP.
  • Telnet. Telnet adalah suatu protocol yang menyamai terminal yang dapat dipakai untuk me-logon ke host jaringan yang jauh. Telnet menawarkan para pemakai suatu kapabilitas dalam mengoperasikan program-program secara jauh dan memudahkan administrasi yang jauh. Telnet secara praktis memang disediakan untuk semua sistem operasi dan mengurangi integrasi dalam lingkungan jaringan yang heterogen. Windows 2003 memberikan baik server maupun client Telnet.
  • Domain Name System (DNS). DNS merupakan seperangkat protocol dan layanan pada suatu jaringan TCP/IP yang membolehkan para pemakai jaringan untuk mempergunakan nama-nama hierarki yang sudah dikenal ketika meletakkan host ketimbang harus mengingat dan memakai alamat IP-nya. DNS sangat banyak dipakai di Internet dan pada kebanyakan perusahaan pribadi dewasa ini. Saat Anda memakai Web browser, aplikasi Telnet, utiliti FTP, atau utiliti TCP/IP mirip lainnya di Internet, maka Anda mungkin sedang memakai sebuah server DNS. Windows 2003 menyediakan juga server DNS.
  • Simple Network Management Protocol (SNMP). SNMP memungkinkan Anda untuk mengelola node jaringan seperti server, workstation, router, bridge, dan hub dari host sentral. SNMP dapat *** dipakai untuk mengonfigurasi device yang jauh, memantau unjuk kerja jaringan, mendeteksi kesalahan jaringan atau akses yang tidak cocok, dan mengaudit pemakaian jaringan.

2. Network Application API

TCP/IP Microsoft menyediakan dua interface bagi aplikasi-aplikasi jaringan untuk memakai layanan-layanan stack protocol TCP/IP:

  • WinSock. Implementasi Windows 2003 sangat banyak memakai Socket API (application programming interface). Socket API adalah mekanisme standar untuk mengakses layanan-layanan datagram dan session pada TCP/IP.
  • NetBIOS. Suatu API standar yang dipakai sebagai suatu mekanisme inter-process communication (IPC) di lingkungan Windows. Meskipun NetBIOS dapat dipakai untuk menyediakan koneksi standar ke protocol-protocol yang mendukung layanan-layanan penyampaian pesan dan penamaan NetBIOS, misalnya TCP/IP dan NetBEUI, namun NetBIOS disertakan di dalam Windows 2003 terutama sekali untuk mendukung aplikasi-aplikasi peninggalan.

3. Layer Transport

Protocol-protocol transport menghadirkan sesi komunikasi di antara komputer-komputer dan menentukan tipe layanan transport entah berorientasi koneksi (TCP) ataupun berorientasi datagram yang tanpa koneksi (UDP). TCP menyajikan komunikasi berorientasi koneksi yang dapat diandalkan untuk aplikasi-aplikasi yang secara khusus mentransfer sejumlah besar data pada suatu waktu. TCP juga dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan pengakuan bagi data yang diterima. Namun demikian, UDP menyediakan komunikasi tanpa koneksi dan tidak menjamin mampu mengirimkan paket.

Aplikasi-aplikasi yang memakai UDP secara khusus mentransfer sejumlah kecil data pada suatu waktu. Pengiriman data yang dapat diandalkan merupakan tanggung jawab aplikasi. Layer Transport pada model DOD kira-kira sesuai dengan Layer Transport pada model OSI.

4. Layer Internet

Protocol-protocol Internet meng-encapsulate paket-paket menjadi datagram Internet dan mengoperasikan semua algoritma routing yang diperlukan. Fungsi-fungsi routing yang dikerjakan Layer Internet memang dibutuhkan untuk memungkinkan host meng-interoperate dengan jaringan-jaringan lain. Layer Internet kira-kira sesuai dengan Layer Network pada model OSI. Lima protocol yang diimplemen-tasikan pada layer ini:

  • Address Resolution Protocol (ARP), yang menentukan alamat hardware pada host.
  • Reverse Address Resolution Protocol (RARP), yang menyediakan resolusi alamat kebalikan pada host yang menerima. (Walaupun Microsoft tidak mengimplementasikan protocol RARP, namun bisa ditemukan sistem-sistem milik vendor lain dan dicantumkan juga di sini demi kelengkapan).
  • Internet Control Message Protocol (ICMP), yang mengirimkan pesan-pesan kesalahan ke IP ketika terjadi problem.
  • Internet Group Management Protocol (IGMP), yang menginformasikan router tentang ketersediaan anggota-anggota pada grup multicast.
  • Internet Protocol (IP), yang mengalamatkan dan meroute paket-paket.

5. Layer Interface Network

Model yang paling mendasar adalah Layer Interface Network. Masing-masing tipe local area network (LAN), tipe metropolitan area network (MAN), tipe WAN, dan tipe dial-up, misalnya Ethernet, Token Ring, Fiber Distributed Data Interface (FDDI), dan ARCnet, mempunyai persyaratan yang berbeda untuk pengkabelan, pembuatan sinyal, dan penyandian data. Layer Interface Network menetapkan persyaratan yang ekuivalen dengan Layer Data Link dan Layer Physical pada model OSI. Layer Interface Network bertanggung jawab untuk mengirimkan dan menerima frame, yang merupakan paket-paket informasi yang ditransmisikan pada suatu jaringan sebagai suatu unit tunggal. Layer Interface Network meletakkan frame pada jaringan dan mengeluarkan frame dari jaringan.

6. Teknologi-teknologi WAN TCP/IP

Ada dua kategori teknologi WAN yang utama yang didukung oleh TCP/IP:

  • Serial line, yang menyediakan dial-up analog, saluran digital, dan saluran yang disewakan. TCP/IP secara khusus ditransportasikan pada serial line dengan memakai entah Serial Line Internet Protocol (SLIP) ataupun Point-to-Point Protocol (PPP). Server Windows 2003 mendukung kedua protocol tersebut dengan Routing and Remote Access Service. Karena PPP menyediakan deteksi kesalahan, penanganan konfigurasi, dan keamanan yang lebih baik dibanding SLIP, maka Anda dianjurkan memakai protocol untuk komunikasi serial line.
  • Packet-switched network, yang menyajikan X.25, frame relay, dan asynchronous transfer mode (ATM).
  • Catatan: Windows 2003 mendukung hanya fungsionalitas client SLIP, bukan fungsionalitas server SLIP. Windows 2003 Routing and Remote Access Service tidak mampu menerima koneksi client SLIP.

B. Transmission Control Protocol

Transmission Control Protocol (TCP) merupakan suatu layanan pengiriman berorientasi koneksi yang dapat diandalkan. Data TCP ditransmisikan dalam segmen-segmen dan suatu sesi harus ditetapkan sebelum host dapat mempertukarkan data. TCP memakai komunikasi byte-stream, yang berarti bahwa data diperlakukan sebagai suatu rangkaian byte.

TCP mampu mencapai keterandalannya dengan menugaskan rangkaian angka ke setiap segmen yang ditransmisikan. Jika suatu segmen dibagi menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, maka host penerima mengerti apakah semua potongan itu sudah diterima. Suatu pengakuan akan memverifikasi bahwa host lain sudah menerima data itu. Bagi setiap segmen yang dikirimkan, host penerima harus menghasilkan acknowledgment (ACK) dalam periode tertentu. Bila pengirim tidak menerima ACK, maka data tersebut ditransmisikan ulang. Kalau segmen yang diterima ternyata rusak, maka host penerima akan membuangnya. Karena dalam kasus ini ACK tidak dikirimkan, maka pengirim mentransmisikan ulang segmen itu.

1. Internet Protocol (IP)

Kendati TCP memisahkan data menjadi paket-paket yang berlainan dan bertanggung jawab untuk menjamin pengirimannya, namun IP melakukan pengiriman yang sesungguhnya. Pada Layer IP, masing-masing paket yang masuk atau keluar dianggap sebagai suatu datagram. Field datagram IP di dalam tabel yang menyertainya ditambahkan ke header ketika sebuah paket disampaikan dari Layer Interface Network.

Field

Fungsi

Alamat IP Sumber

Mengidentifikasi pengirim datagram melalui alamat IP.

Alamat IP Tujuan

Mengidentifikasi tujuan datagram melalui alamat IP.

Protocol

Menginformasikan IP pada host tujuan apakah menyampaikan paket ke TCP atau UDP.

Checksum

Suatu komputasi matematika sederhana yang dipakai untuk memverifikasi bahwa paket yang tiba ternyata utuh.

Time to Live (TTL)

Menandai berapa detik yang diizinkan dalam transport suatu datagram sebelum datagram itu dibuang. Hal ini mencegah paket-paket di-looping terlalu lama dalam suatu internetwork. Setiap router yang menyampaikan paket akan memutuskan TTL dikalikan satu. Default TTL pada Windows 2003 adalah 128 detik.

2. User Datagram Protocol

UDP menawarkan suatu layanan datagram tanpa koneksi yang menjamin entah pengiriman atau pengurutan paket-paket yang dikirimkan secara benar. Checksum data UDP bersifat opsional, yang menyediakan suatu cara untuk mempertukarkan data pada jaringan-jaringan yang sangat diandalkan tanpa perlu membutuhkan waktu pemrosesan atau sumber daya jaringan. UDP dipakai oleh aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan pengakuan tentang kuitansi data. Aplikasi tersebut secara khusus mentransmisikan sejumlah kecil data pada suatu waktu. Paket-paket yang disiarkan harus memakai UDP. Contoh layanan dan aplikasi yang memakai UDP adalah DNS, RIP, dan SNMP.

Catatan:

  1. TCP/IP merupakan seperangkat protocol berstandar industri yang dirancang untuk WAN. Penambahan TCP/IP ke konfigurasi Windows 2003 memberikan beberapa keuntungan, yang meliputi keamanan, skalabilitas, keterandalan, dan interopera-bility yang cukup tinggi. Windows 2003 menyediakan sejumlah utiliti yang dapat menolong Anda berhubungan ke host berbasis TCP/IP atau menolong Anda mencari dan memecahkan problem koneksi TCP/IP.
  2. Protocol-protocol TCP/IP memakai model konsep empat layer: Application, Transport, Internet, dan Network Interface. IP beroperasi pada level Internet dan mendukung secara virtual semua teknologi interface WAN dan LAN, misalnya Ethernet, Token Ring, Frame Relay, dan ATM. IP adalah suatu protocol tanpa koneksi yang mengalamatkan dan me-route paket di antara host-host. IP tidak dapat diandalkan karena pengiriman tidak dijamin.
  3. Pada Layer Transport, TCP memperlengkapi IP dengan pengiriman berorientasi koneksi yang dapat diandalkan. Saat suatu sesi ditetapkan, TCP mengirimkan data melalui angka-angka port yang unik ke aplikasi. UDP, sebuah protocol transport alternatif, adalah suatu layanan datagram tanpa koneksi yang tidak menjamin pengiriman paket-paket. UDP dipakai oleh aplikasi-aplikasi yang tidak membutuhkan pengakuan tentang kuitansi data.

Wide Area Network, Jalur Panjang Data Anda

Sebenarnya, Anda tidak perlu lagi diberi penjelasan mengenai betapa pentingnya komunikasi yang cepat dan efektif saat ini, karena mungkin semua dari Anda sudah merasakannya. Apa jadinya dunia bisnis tanpa e-mail, tentu akan sangat merepotkan dan memakan waktu lebih banyak untuk bekerja. Apa jadinya dunia pendidikan tanpa Internet, mungkin pengetahuan para pelajar dan mahasiswa tidak akan bisa cepat berkembang.

Perkembangan dunia komunikasi data ternyata juga bukan hanya itu saja. Para pekerja kini dituntut untuk lebih cepat bergerak dan menyelesaikan pekerjaannya. Tren bekerja saat ini tidak lagi terikat tempat dan waktu. Jika ada di rumah Anda harus bisa melakukan koneksi VPN ke kantor Anda, jika di kantor cabang Anda harus bisa terhubung dengan jaringan kantor pusat, jika sedang bersantai di café Anda bisa terkoneksi dengan VPN ke jaringan kantor pusat menggunakan hotspot, dan banyak lagi. Kini jaringan kantor pusat Anda bisa berada di mana-mana. Menyelesaikan pekerjaan Anda pun bisa di mana saja.

Semua komunikasi data yang Anda lakukan dari tempat-tempat berbeda, pasti akan mengandalkan satu jenis teknologi komunikasi, yaitu teknologi komunikasi Wide Area Network atau sering disebut dengan singkatan WAN. WAN bukanlah salah satu teknologi spesifik, namun merupakan sekumpulan teknologi yang tugasnya adalah menghantarkan data dalam jarak yang jauh.

Di dalam teknologi WAN, masih banyak teknologi komunikasi data jarak jauh lainnya yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri dalam menghantarkan data. Dengan banyaknya jenis teknologi WAN ini, pengguna dapat menentukan apa yang ingin mereka gunakan untuk berbagai keperluan mereka.

Siapakah Penyedia Koneksi WAN?
Untuk dapat menggunakan teknologi komunikasi WAN, mungkin paling pertama Anda harus mengetahui dulu siapakah yang mampu menyediakan teknologi ini. Penyedia jasa telekomunikasi jarak jauh tentu sudah memiliki infrastruktur yang berkemampuan dilewati data selain daripada suara. Biasanya penyedia jasa tersebut sudah memiliki terminasi-terminasi di berbagai lokasi agar area coverage-nya luas.

Penyedia jasa komunikasi jarak jauh yang paling utama adalah pihak-pihak yang menguasai jalur dan komunikasi suara. Hal ini dikarenakan jalur komunikasi suara pasti sudah memiliki infrastruktur yang luas dan stabil. Dengan demikian, tidak akan sulit untuk membuat jalur komunikasi data di dalam infrastrukturnya. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang memiliki modal kuat untuk membangun infrastruktur tentu akan menjadi salah satu pemain di dalamnya. Biasanya mereka membangun jalur backbone menggunakan fiber optik untuk kemudian didistribusikan ke pelanggan-pelanggannya dalam bentuk media optik juga atau dalam media lainnya, seperti Wireless, ADSL dan CableModem, dan banyak lagi.

Metode Komunikasi Apa Saja yang Biasa Ada dalam Teknologi WAN?
Ada dua jenis metode dalam komunikasi data melalui WAN jika dilihat dari caranya membangun dan mempertahankan proses komunikasi yang terjadi. Metode tersebut adalah:

1. Asynchronous Transmission
Arti kata Asynchronous secara harafiah dapat berarti juga “tanpa bergantung pada waktu”. Maksudnya dalam dunia komunikasi data adalah tidak diperlukannya clock atau denyut sumber penentu waktu untuk menjaga hubungan yang terjalin antara pengirim dan
penerima data. Dengan kata lain, komunikasi yang terjalin antara si pengirim dan penerima tidak perlu disinkronkan terlebih dahulu sebelum dapat saling berkirim data.

Tanpa adanya proses sinkronisasi yang selalu menjaga hubungan ini, komunikasi berjenis Asynchronous harus disertakan dengan mekanisme pembuka jalur komunikasi. Mekanisme ini memang sudah ada dalam komunikasi jenis ini, yaitu menggunakan bit-bit konfirmasi sebelum mengirimkan data, agar pihak penerima dapat mengetahui bahwa ada yang akan menjalin hubungan dengannya dan harus bersiap-siap untuk menerima data. Bit-bit konfirmasi ini berupa sinyal yang memberitahukan kapan saat start dan stop-nya data dikirimkan.

Asynchronous transmission ini sering disebut juga dengan istilah komunikasi “Character-framed” atau komunikasi “start/stop” karena metode ini akan melakukan semacam framing untuk setiap karakter yang dikirimkan. Framing tersebut dilakukan dengan memberikan bit-bit start dan stop. Setiap karakter biasanya dibentuk dari 7 sampai 8 bit bilangan biner yang dapat mewakili sebuah angka, huruf, maupun tanda baca. Setiap karakter tersebut harus diawali oleh sebuah start bit dan diikuti oleh satu atau dua stop bit pada bagian akhir karakter. Dua buah stop bit di sini dimaksudkan untuk menjaga agar jika stop bit pertama diterima dalam keadaan error oleh penerima, maka stop bit berikutnya akan terbaca.

Koneksi Asynchronous serial sangatlah mudah dan murah untuk diterapkan dalam komunikasi data. Biasanya koneksi jenis ini menggunakan bantuan media telepon analog yang biasa ada di rumah-rumah. Jadi di manapun Anda, asalkan ada line telepon, maka Anda dapat menikmati koneksi jenis Asynchronous serial ini.

2. Synchronous Transmission
Synchronous arti harafiahnya adalah “sesuai dengan waktu”. Dalam dunia komunikasi, Synchronous artinya dalam menjalin komunikasi data digunakan sebuah sinyal penentu waktu atau sering disebut dengan clock. Sinyal penentu waktu ini berguna untuk menjaga
hubungan antara pengirim dan penerima tidak terputus dan siap melakukan transaksi data kapan saja diinginkan. Sinyal clock ini dapat disertakan bersama aliran data maupun diberikan secara terpisah ke masing-masing interface komunikasi.

Jika antara kedua host yang ingin berkomunikasi menggunakan system sinyal clocking ini, maka bit-bit start dan stop yang ada dalam setiap karakter tidaklah diperlukan lagi. Hal ini dikarenakan ratusan bahkan ribuat karakter dapat diwakili oleh sebuah sinyal sinkronus yang memang dikirimkan secara berkala.

Sebagai contohnya adalah koneksi dengan menggunakan media Ethernet. Field yang digunakan untuk sistem sinkronisasi ada pada setiap paket data yang lewat. Field yang diberi nama Preamble ini membentuk pola yang terdiri dari angka nol dan satu. Pola ini yang digunakan oleh pengirim dan penerima data untuk saling bersinkronisasi. Dengan demikian, tidak perlu setiap karakter diberikan start dan stop bit sebagai konfirmasi pengirimannya.

Bagaimana Data Dapat Dihantarkan?
Para penyedia jasa media jaringan komunikasi umumnya menggunakan kedua jenis metode komunikasi ini dalam menjual jasanya. Keduanya disediakan agar banyak produk yang dapat ditawarkan untuk alternatif WAN. Namun secara garis besar, jenis koneksi WAN masih dibagi lagi menjadi tiga bagian, namun kali ini berdasarkan cara menghantarkan data dari ujung pengirim ke penerima. Berikut ini adalah jenisjenisnya:

  • Jaringan Dedicated atau Leased Line
    Mungkin Anda yang sedikit banyak berhubungan dengan jaringan komunikasi data di kantor atau di institusi, tentu pernah mendengar apa yang disebut dengan jaringan Dedicated atau sering juga disebut dengan istilah Leased line. Yang dimaksud dengan jaringan Dedicated ini adalah sebuah media komunikasi yang secara kontinyu digunakan untuk menghubungkan titiktitik yang ingin berkomunikasi. Media komunikasi ini ditujukan untuk bekerja tanpa henti, tanpa dibagi oleh siapapun dan tanpa dapat dicampuri oleh data yang bukan milik penggunanya.

    Biasanya media koneksi Dedicated atau Leased line ini merupakan media komunikasi dengan kecepatan tinggi, dengan kualitas nomor satu, dengan tingkat reliabilitas tinggi baik dalam menghantarkan data maupun dalam ketersediaannya (jarang bermasalah). Karena hanya Anda saja yang menggunakan jalur ini, maka itu media jenis ini sering disebut dengan istilah Leased line atau jalur yang disewa. Hal inilah yang membuat harga dari media jenis ini tidak dibanderol dengan sembarangan. Anda harus membayar dalam jumlah yang cukup lumayan untuk ini.

    Koneksi jenis Leased line menawarkan bandwidth yang cukup bervariasi tergantung pada sejauh mana kebutuhan Anda. Biasanya dimulai dari 64 Kbps yang paling kecil hingga 2 Mbps. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi bandwidth, ini pun bisa meningkat lagi.

    Koneksi jenis ini sangat ideal digunakan oleh perusahaan atau organisasi yang melakukan komunikasi data dalam volume yang cukup tinggi dan terus menerus tanpa henti. Jika pola traffic data Anda terputus-putus dan sering kali jalur komunikasi ini dalam keadaan kosong, maka menggunakan Leased line tidaklah menguntungkan karena ada ataupun tidak traffic data di dalamnya, Anda harus tetap membayarnya.

    Dedicated Leased line biasanya adalah berupa koneksi tipe serial syncronous. Setiap ujung dari koneksi Leased line ini akan berakhir di interface serial Synchronous di sebuah router. Router tersebut akan terkoneksi ke Leased line ini melalui perantaraan sebuah perangkat yang disebut Channel Service Unit/Data Service Unit (CSU/DSU). Biasanya perangkat ini adalah berupa sebuah modem Leased line.

    Dengan demikian, setiap leased line yang ingin Anda pasang, harus disertai juga dengan sebuah modem dan interface synchronous di router Anda. Apa jadinya jika Anda memiliki banyak koneksi Leased line? Tentunya Anda membutuhkan banyak perangkat CSU/DSU atau dengan kata lain modem, interface synchronous router, kabel penghubung antara modem dengan routernya, dan tentunya beberapa media Leased line itu sendiri.

    Apakah cocok koneksi jenis Leased line digunakan untuk menghubungkan kantor pusat Anda dengan banyak kantor cabang? Tentu jawabannya tergantung pada pemakaian dan kebutuhan Anda. Berlangganan banyak koneksi Leased line, tentu akan banyak juga mengeluarkan biaya. Tidak saja biaya koneksinya, namun juga biaya untuk modemnya, belum lagi interface router-nya dan kabel penghubungnya yang tidak murah. Uang yang Anda keluarkan tentu akan berlipat-lipat juga banyaknya karena banyak Leased line yang harus dimiliki.

    Menjaganya pun memerlukan ekstra perhatian karena jumlahnya secara fisik memang banyak. Belum lagi Anda harus menyediakan tempat yang memadai untuk terminasi Leased line Anda dan menumpuk modem-modemnya beserta router-router-nya.

    Namun jika karakteristik traffic data Anda memang sangat padat penggunaannya, membutuhkan kualitas koneksi yang stabil, butuh kecepatan yang tinggi, dan tidak pernah terputus 24x7, maka Leased line adalah jenis media yang paling cocok. Biasanya koneksi Leased line cukup rentan terhadap masalah. Selain itu, mencari sumber masalahnya pun relatif cukup mudah karena jalurjalurnya dapat dengan jelas terdeteksi.

    Koneksi Leased line yang telah lama dan digunakan adalah koneksi menggunakan media kabel tembaga dengan sistem komunikasi synchronous serial. Namun belakangan ini, media sistem komunikasi Leased line juga sering menggunakan media kabel tembaga dengan sistem komunikasi DSL. Selain itu, teknologi cable modem juga sering kali digunakan untuk menghantarkan servis dedicated ini.
  • Jaringan Circuit-Switched
    Yang dimaksud dengan jaringan Circuit-Switched adalah jaringan yang memiliki kemampuan untuk memberikan Anda koneksi dedicated, namun hanya untuk sementara waktu saja atau selama Anda ingin melakukan komunikasi saja. Selebihnya dari itu, maka Anda tidak memiliki jaringan dedicated apapun.

    Untuk mendapatkan koneksi dedicated ini, penggunanya diharuskan mengirimkan setup signal untuk memulai proses pembentukan jaringan. Kemudian dalam proses pembentukan jaringan ini, parameter yang harus ada biasanya adalah caller ID, destination ID, dan tipe koneksi. Setelah semuanya diterima sesuai dengan yang ditentukan, maka sebuah jaringan dedicated akan terbentuk untuk Anda. Jika ingin memutuskan koneksi dedicated ini, Anda tinggal mengirimkan sinyal pemutus, maka koneksi ini segera berakhir.

    Contoh dari jaringan jenis ini adalah jaringan Plain Old Telephone Service (POTS) atau dengan kata lain adalah jaringan telepon yang umumnya ada di masyarakat saat ini. Ketika Anda melakukan peneleponan atau melakukan dial ke sebuah Remote Access Server (RAS), pertama-tama perangkat Anda akan melakukan pengiriman sinyal setup.

    Setelah itu, parameter-parameternya akan dikirimkan ke lokasi tujuannya. Koneksi jaringan data jenis ini yang banyak digunakan adalah koneksi asynchronous dial-up, ISDN BRI, dan ISDN PRI. Setelah semuanya selesai, maka jaringan dedicated langsung terbentuk untuk Anda, baik berupa jaringan suara maupun jaringan data. Meskipun jaringan jenis ini tidak cocok untuk membangun sebuah koneksi WAN, namun jaringan jenis ini sangatlah umum digunakan dan relatif reliabel.

    Jaringan Circuit-Switched biasanya menyediakan penggunanya sebuah komunikasi yang lebih bersifat mobile dan juga komunikasi yang dapat dilakukan dari rumah atau dari mana saja. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan jaringan yang ada di kantor pusat Anda, maupun dengan ISP untuk mendapatkan koneksi Internet. Jadi sebenarnya, Anda bisa memiliki koneksi dedicated dengan tujuan ke manapun Anda suka.

    Selain itu, koneksi jenis ini biasanya digunakan untuk membuat jalur komunikasi back-up pada perusahaan-perusahaan besar. Atau biasanya sering juga digunakan untuk berfungsi sebagai jaringan utama untuk kantor-kantor cabang yang traffic komunikasi datanya tidak terlalu tinggi.

    Namun, yang cukup membuat koneksi jenis ini mulai ditinggalkan sebagai koneksi utama adalah biaya yang harus dibayar oleh penggunanya jika jaringan ini digunakan dalam waktu yang lama. Jika Anda membangun koneksi dalam jangka waktu yang lama, maka tarif untuk pulsa koneksinya juga terus dihitung. Apa jadinya jika RAS Anda berada di luar negeri, tentunya biaya yang dikeluarkan akan semakin mahal saja. Untuk menyiasati ini, biasanya para administrator jaringan membuat sistem Dial on Demand Routing, yaitu membuat router Anda hanya melakukan komunikasi dengan RAS hanya pada saat ada data yang ingin dikirimkan.

  • Jaringan Packet-Switched
    Jaringan jenis ini cukup berbeda dari kedua jaringan di atas. Yang membedakannya adalah jaringan ini sama sekali tidak membangun koneksi dedicated yang khusus untuk dilewatkan data Anda. Namun, jaringan ini dapat menghantarkan setiap paket Anda langsung ke tujuannya bagaikan melalui sebuah jaringan dedicated.

    Sebenarnya yang dilakukan oleh jaringan Packet-Switching ini adalah paket data yang Anda kirimkan dirouting kembali di dalam jaringan penyedia jasa tersebut. Routing dalam jaringan ini dilakukan berdasarkan pengalamatan khusus yang berada di dalam paket header ataupun dalam frame header. Dengan adanya teknologi ini, maka semua fasilitas WAN yang ada dalam penyedia jasa jaringan dapat digunakan oleh banyak pelanggan lain, tanpa perlu menyediakannya khusus satu per satu. Dengan menggunakan satu perangkat dan satu koneksi di dalamnya, maka penyedia jasa dapat melayani banyak pengguna sekaligus.

    Dalam jaringan Packed-Switched, penyedia jasa jaringan ini mengonfigurasi perangkat switching-nya untuk dapat membuat Virtual Circuit (VC) yang akan menghantarkan konektivitas endto-end ke pelanggan. Sesuai dengan namanya, jaringan yang dibuat untuk menghubungkan end-to-end itu juga bersifat virtual atau dengan kata lain koneksi yang dibuat secara logika di dalam jaringan penyedia jasa.

    Jaringan jenis Packet-Switched ini menawarkan kemudahan bagi para penggunanya untuk mengelola jaringan point-to-point yang mereka gunakan. Para administrator jaringan tidak perlu lagi mengawasi jalur-jalur Leased line ke kantor-kantor cabang satu per satu. Tidak perlu lagi mengawasi modem dan interface router yang berjumlah banyak, karena semua itu sudah dibundel menjadi satu dalam jaringan jenis Packet-Switched ini.

    Selain itu, jaringan jenis ini tentunya juga akan menghemat biaya yang harus Anda keluarkan. Harga jaringan ini sudah pasti lebih murah daripada leased line, karena semua fasilitas WAN di dalam penyedia jasa digunakan secara bersama. Jadi biaya sewa dan kepemilikan tentu akan lebih murah.

    Virtual Circuit dapat dibuat secara permanen maupun sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Jaringan Packet-Switched yang paling populer digunakan saat ini adalah jaringan Frame relay. Selain itu, ada media berjenis ATM dan X.25 yang juga menggunakan system virtual circuit ini. Kecepatan dan fitur dari beberapa jaringan ini juga berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan Anda. Yang pasti semua jenis koneksi ini menggunakan satu perangkat switching yang dapat membangun virtual circuit yang dapat memungkinkan penggunanya berkomunikasi data dengan beberapa kantor cabang dengan hanya menggunakan satu link saja.

Protokol Apa Saja yang Mengatur Komunikasi WAN?
Media yang melayani komunikasi WAN adalah termasuk dalam layer Physical dalam 7 OSI Layer. Data yang lalu-lalang di dalam media WAN tersebut diatur dengan menggunakan seperangkat aturan yang ada di dalam layer Data link dalam 7 OSI layer.

Seperangkat peraturan atau yang sering disebut dengan istilah protokol ini, mengatur bagaimana si pengirim dan penerima data dapat menggunakan media WAN tersebut secara teratur. Pembungkusan data dalam layer Data link ini sering disebut dengan enkapsulasi. Untuk itu, protokol pengatur ini sangatlah penting ditentukan dalam penggunaan media WAN.

Berikut ini adalah protokol-protokol pengatur penggunaan media WAN:

  • Point-to-Point protocol (PPP)
    Protokol PPP adalah merupakan protokol standar yang paling banyak digunakan untuk membangun koneksi antara router ke router atau antara sebuah host ke dalam jaringan dalam media WAN Synchronous maupun Asynchronous.
  • Serial Line Internet Protocol (SLIP)
    SLIP merupakan pendahulu dari PPP yang banyak digunakan dalam membangun koneksi serial Point-to-Point yang menggunakan protokol komunikasi TCP/IP.
  • High-level Data Link Control (HDLC)
    Protokol layer data link ini merupakan protokol ciptaan Cisco System, jadi penggunaan protokol ini hanya ketika sebuah jalur WAN digunakan oleh dua buah perangkat router Cisco saja. Apabila perangkat selain produk Cisco yang ingin digunakan, maka protokol yang digunakan adalah PPP yang merupakan protokol standar.
  • X.25/LAPB
    X.25 merupakan standar buatan organisasi standardisasi ITU-T yang mendefinisikan cara koneksi antara perangkat DTE (Data Terminal Equipment) dengan DCE (Data Communication Equipment) yang memungkinkan perangkat-perangkat komputer dapat saling berkomunikasi. Kelebihan dari X.25 adalah kemampuannya untuk mendeteksi error yang sangat tinggi. Maka dari itu, protokol komunikasi ini banyak digunakan dalam media WAN analog yang tingkat error-nya tinggi.
  • Frame Relay
    Frame relay merupakan protokol yang khusus digunakan untuk membuat koneksi WAN jenis Packet-Switched dengan performa yang tinggi. WAN protokol ini dapat digunakan di atas berbagai macam interface jaringan. Karena untuk mendukung performanya yang hebat ini, frame relay membutuhkan media WAN yang berkecepatan tinggi, reliabel, dan bebas dari error.
  • Asynchronous Transfer Mode (ATM)
    ATM merupakan sebuah protokol standar internasional untuk jaringan cell relay, di mana berbagai macam servis seperti suara, video, dan data digandeng bersamaan dengan menggunakan cell-cell yang berukuran tetap. Protokol ATM banyak digunakan untuk memaksimalkan penggunaan media WAN berkecepatan sangat tinggi seperti Synchronous Optical Network (SONET).

Pilih WAN yang Tepat
Media WAN beserta perangkat pendukungnya bukanlah sebuah servis yang murah. Harga yang harus Anda bayar cukup tinggi hanya untuk servis WAN yang paling kecil sekalipun. Untuk itu, kenalilah semua jenis dan pernakperniknya lebih dalam ketika berencana menggunakannya. Jangan sampai Anda salah memilih WAN yang berharga mahal ini dan pada akhirnya tidak cocok dengan kebutuhan Anda. Pada edisi selanjutnya, akan dibahas mengenai cara-cara pemilihan WAN yang cocok dan berbagai macam pernak-perniknya. Selamat belajar!