Pages

Subscribe:

Saturday, July 12, 2008

KIRIM SMS GRATIS DI INTERNET

Dalam sehari, rasanya gatel déh kalo kita gak SMS-an (Short Messages Services) sama temen atau doi. Biasanya setiap kali mengirim SMS, kita dipungut biaya sekitar 350 rupiah, bergantung provider GSM langganan kita.

Kini bagi kamu yang hobi internet, ada fasilitas yang bisa kamu gunakan untuk kirim-kirim SMS pada teman-teman kamu secara gratis. Untuk dapat memanfatkan fasilitas ini, kamu diharuskan registrasi terlebih dahulu. Biasanya, nomor ponsel kamu juga dicantumkan saat registrasi. Supaya saat mengirimkan SMS, yang tersimpan dalam INBOX adalah nomor ponsel kamu.

Pada situs penyedia jasa SMS tertentu, ada juga yang memungut biaya bagi netters yang menggunakan pelayanannya .Akan tetapi kalo diitung-itung, masih tetap hemat kok…

Berikut daftar situs SMS gratisan yang dapat kamu kunjungi :

Dalam Negeri
www.lippostar.com bisa ngirim ke operator mana saja.Gratis!!
www.1rstwap.comsebelum kirim sms, harus download program kecil dulu
www.astaga.com harus register sebelum kirim sms
www.smsok.com bisa kirim sms lintas operator. Untuk penggunaannya menggunakan sistem kredit/ token. Gratis 20 token setiap daftar
www.duniamobile.combisa kirim sms lintas operator. Untuk penggunaannya menggunakan sistem kredit/ token. Token dapat di beli di sejumlah warnet dengan harga terjangkau

Luar Negeri
www.quios.com harus sign up dulu!!
www.mtnsms.com boleh juga nih
www.winbox.com selain kirim pesan, bisa kirim logo, dan ringing tones, ada email gratisnya yg dilengkapi email alert via sms. yg asik dikirimi horoscope, words, joke tiap hari (kalo minta)
www.unimobiles.combisa kirim sms keseluruh dunia. Selain itu, bisa juga kirim pesan ke pager dan berbagai aplikasi mobile lainnya. Ada fasilitas e-mailnya juga lo....
www.breathe.com bisa kirim sms keseluruh dunia. Ada juga fasilitas é-mailnya
www.yourmobile.com selain sms, ada juga ringtones dan logo
noe

Instalasi Internet WLAN di Windows Untuk Operasi 24 jam

Bagi para penggemar Internet, biaya telekomunikasi merupakan salah satu kendala yang paling dominan. Wireless Internet merupakan salah satu solusi paling mujarab untuk mengatasi kendala infrastruktur telekomunikasi yang mahal. Sebagai gambaran perbandingan biaya operasional Internet menggunakan Wireless LAN (WLAN) di bandingkan menggunakan telepon adalah sbb.
-Internet melalui telepon dengan kecepatan rata-rata 33.6Kbps, anda membutuhkan modem telepon sekitar Rp. 400-800.000-an, pulsa telkom per bulan antara Rp. 250-1 juta / bulan, iuran ke ISP Rp. 40-500.000 / bulan . Jadi total iuran (telkom & ISP) sekitar Rp. 300-1.5 juta / bulan.
-Internet melalui WLAN dengan kecepatan rata-rata 5Mbps, anda membutuhkan card WLAN sekitar Rp. 900-1.8 juta / buah (semakin hari semakin murah harganya). Antenna sekitar Rp. 750-1 juta-an. Dan berbagai hal-nya sekitar Rp. 3 juta-an tambahan di luar komputer. Iuran ke ISP tergantung bandwidth yang anda konsumsi, untuk kelas WARNET sekitar Rp. 2-3 juta / bulan, untuk kelas rumahan sekitar Rp. 300.000 / bulan (di Jakarta). Di Jakarta pada hari ini telah beroperasi beberapa rekan yang menyelenggarakan servis WLAN ke perumahan, untuk operasional 24 jam dengan biaya Rp. 300.000-an / bulan.

Yang menarik untuk di bandingkan, kecepatan WLAN jauh lebih cepat daripada telepon, memang investasi awalnya sekitar 3-4 kali lebih mahal daripada modem telepon. Gilanya, biaya operasional bulannya untuk operasi 24 jam / hari bukan main rendahnya sekitar Rp. 300.000 / bulan untuk pengguna rumahan. Di bandingkan telepon untuk operasional 24 jam membutuhkan biaya pulsa lokal sekitar Rp. 2-3 juta / bulan.
Pertanyaan selanjutnya, seberapa sulitkah untuk menginstall peralatan WLAN di komputer Windows? Jawaban singkat-nya adalah amat sangat mudah sekali.
Kebetulan saya sempat memasang WLAN merek Samsung MagicLAN SWL-2000P di komputer tua saya berupa pentium 166MHz, dengan memory 64Mbyte. Secara umum card WLAN ada dua jenis, yang pertama berupa card PCMCIA seperti yang digunakan di notebook; yang kedua berupa card PCI seperti umumnya LAN card. Hanya saja connector-nya tidak ke LAN akan tetapi ke antenna. Pada kesempatan ini saya menggunakan card PCI (bukan PCMCIA) Samsung MagicLAN SWL-2000P.
Pada tahapan persiapan, kita perlu menyiapkan:
* PC dengan sistem operasi Windows98.
* Card WLAN, pada hari ini sudah mulai banyak vendor yang menjajakan card WLAN di Indonesia.
* Antenna WLAN yang diarahkan ke ISP. Bagi anda yang ingin mencoba membuat sendiri antenna WLAN di 2.4GHz dari pralon, kaleng bekas dll. Bisa melihat-lihat di http://www.qsl.net/ki7cx/wgfeed.htm, http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna1.html, http://www.qsl.net/n9zia/wireless/page04.html. Jadi tidak perlulah mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk antenna WLAN.
* Kabel coax yang menghubungkan antenna ke card WLAN. Biasanya ada kabel khusus yang agak kecil, istilah rekan-rekan namanya pigtail untuk menghubungkan kabel besar ke antenna dengan konektor di card WLAN yang kecil.
Bagian yang agak membuat pusing kepala adalah bagian menset antenna agar bisa tersambung ke ISP. Sebaiknya hal ini dibantu oleh orang yang ahli dari ISP atau teman-teman WARNET yang tersambung menggunakan WLAN.
Setelah semua peralatan siap, langkah selanjutnya adalah menginstall driver WLAN di PC Windows agar dapat mengenali card WLAN PCI. Langkah yang diharus diakukan sangat sederhana sekali ternyata & hanya membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit untuk menyelesaikan semua proses, yaitu:
* Jangan masukan card WLAN ke slot di PC.
* Boot komputer agar masuk ke Windows.
* Masukan CD MagicLAN yang tersedia bersama WLAN SWL-2000P.
* Pilih (I accept) bahwa anda menyetujui lisensi software-nya.
* Pilih untuk menginstall software WLAN SWL-2000P. Tunggu sebentar agar software WLAN SWL-2000P telah terinstall dengan baik.
* Shutdown komputer.
Setelah software ter install, selanjutnya instalasi card WLAN SWL-2000P ke PC:
* Masukan card WLAN SWL-2000P ke slot PCI yang masih kosong.
* Sambungkan antenna ke card. Jangan nyalakan komputer sebelum antenna terpasang.
* Boot ulang komputer, dan biarkan komputer mendeteksi card WLAN PCI yang baru saja terpasang.

Pada saat anda mencapai titik ini maka komputer anda telah mengenali card WLAN. Kita tinggal menset TCP/IP-nya agar dapat beroperasi dengan baik. Setting TCP/IP dilakukan melalui Start à Settings à Control Panel à Network. Kita cukup meng-klik properties dari TCP/IP, dan menset IP address card, gateway & DNS server-nya. Biasanya PC akan booting ulang setelah di set TCP/IP-nya.
Setelah semua proses di atas selesai, maka PC anda sudah siap untuk beroperasi 24 jam ke Internet menggunakan Wireless LAN. Anda dapat melakukan browsing menggunakan Internet Explorer seperti biasa & membaca e-mail menggunakan Ms Outlook Express seperti biasa.
Jika anda cukup kreatif, sambungan WLAN yang sudah terbentuk dapat di sambungkan ke beberapa komputer di rumah & juga ke tetangga dengan menambahkan peralatan LAN & software proxy seperti Wingate / Winroute di PC anda.
Terus terang, kemungkinan besar bagian yang paling sulit untuk orang awam adalah keberanian untuk membongkar casing PC & memasang card WLAN. Sisanya biasa-biasa saja.

Beberapa Alternatif Konfigurasi Internet Untuk Sekolah

Dalam tulisan ini akan di kemukakan beberapa alternatif konfigurasi sambungan Internet yang mungkin dapat di implementasikan untuk sekolah. Mengapa Internet sekolah menjadi menarik? Mari kita perhatikan angka statistik berikut berdasarkan informasi yang di peroleh dari teman-teman di DIKNAS:

  1. Ada 220.000 sekolah di seluruh Indonesia.

  2. Ada 48+ juta siswa (SD s/d SMU) di seluruh Indonesia.

  3. Tahun 2005, Teknologi Informasi (TI) menjadi hal yang wajib bagi siswa tingkat SMU.

Artinya kalau kita dapat mengkatkan seluruh siswa Indonesia ke Internet, Indonesia akan menjadi negara yang harus di perhitungkan di dunia Internet dunia atau minimal di tingkat regional Asia Tenggara, karena jumlah massa Internet Indonesia akan mengalahkan Malaysia (23+ juta jiwa), Australia (20+ juta jiwa) dll.

Sebelum kita membahas terlalu dalam tentang alternatif konfigurasi Internet untuk sekolah, ada baiknya kita lihat keterbatasan secara umum yang ada.

  1. Listrik, pada tingkat SMU umumnya ada listrik. Tingkat SMP hanya 10% yang ada listrik. Tingkat SD lebih parah lagi, karena sebagian bangunan SD kita ambruk karena di grogoti tikus.

  2. Guru yang melek IT relatif sedikit, ini perlu kerja massal untuk mensosialisasikan IT bagi kalangan guru. Akan lebih mudah bagi guru muda, tapi sulit bagi guru tua.

  3. Siswa umumnya sangat tertarik untuk masuk dan berkelana di dunia teknologi informasi, mereka bahkan bersedia tidak makan siang 1-2 kali sebulan untuk menyisihkan uangnya bagi teknologi informasi. Biaya makan siang berkisar dari Rp. 1000-5000 sekali makan siang.

Sulit untuk memperoleh sesuatu secara gratis, oleh karena itu dalam tulisan ini akan di fokuskan untuk melihat mekanisme pembiayaan secara mandiri, swadaya masyarakat untuk menyambungkan Internet sekolah. Tentunya akan lebih baik jika pemerintah turun tangan, hanya tampaknya pemerintah kurang dapat di andalkan pada saat ini.

Sebetulnya untuk memasukan teknologi informasi sebagai bagian dari kurikulum teknologi informasi di sekolah, tidak harus semua sekolah tersambung ke Internet. Dengan bermodal sebuah komputer-pun sebuah sekolah sudah mampu memperkenalkan teknologi komputer kepada para siswa-nya. Hanya akan lebih baik lagi, jika sekolah dapat memberikan akses Internet kepada siswanya. Kendala dari SDM / teknisi yang akan menyambungkan sekolah ke Internet, maupun permainan Dinas Pendidikan di lapangan sering menjadi kendala.

Swadaya masyarakat apa boleh buat harus menjadi andalan utama dalam proses internetisasi sekolah, tidak mungkin bagi kita untuk mengandalkan janji politik yang katanya ingin membebaskan sekolah di Indonesia dari biaya. Yang perlu di jaga adalah agar beban biaya yang harus di tanggung tidak lebih dari Rp. 5000 / siswa / bulan, akan lebih baik lagi jika kita dapat menekan biaya hingga Rp. 1000 / siswa / bulan untuk keperluan komputer & internetisasi sekolah.

Beberapa alternatif konfigurasi beserta konsekuensi biayanya akan di jelaskan berikut ini.

  1. Alternatif paling sederhana sekali adalah menyambungkan satu (1) buah komputer di sekolah yang di operasikan oleh seorang guru ke Internet secara dial-up. Murid berkerumun di sekitar komputer tersebut untuk melihat apa yang dilakukan oleh guru tersebut. Biaya investasinya sekitar Rp. 1.5-2 juta, dengan biaya operasi sekitar Rp. 10.000 / jam. Beban biaya ini di bagi jumlah murid sekolah. Jika sekolah tersebut mempunyai 100 murid, maka biaya investasi sebetulnya sekitar Rp. 20.000 / murid dan dapat di angsur selama beberapa bulan. Jika hal ini dilakukan, sebetulnya minimal kita akan membutuhkan 220.000+ guru melek IT, dan 220.000+ komputer untuk 220.000+ sekolah. Sebuah jumlah yang besar sekali.

  1. Interaksi melalui Internet penting sekali artinya daripada sekedar skill mengoperasikan komputer, mengoperasikan word dll. Jika hal ini di mengerti oleh banyak guru & sekolah, maka minimal konfigurasi yang digunakan adalah sebuah Warung Internet (WARNET) di sekolah. Sebuah WARNET sederhana hanya berupa sebuah Local Area Network (LAN) dengan kotak proxy yang mampu dial-up ke Internet. Semua e-mail siswa, guru dll menggunakan fasilitas e-mail gratis sebaiknya yang berada di Indonesia, seperti, boleh.com, plasa.com, telkom.net dll. Dengan konfigurasi ini skill operator praktis minimal sekali, bahkan seorang teknisi lulusan SMP yang diberi pengetahuan / training TI secukupnya dapat mengoperasikan sistem ini. Dari sisi keuangan, jika kita menggunakan 20 PC Pentium I @ Rp. 1.5 juta, Sebuah Proxy Router @ Rp. 1.5 juta, maka total investasi sekitar Rp. 32 juta. Di bagi jumlah murid misalnya sekitar 500 siswa, maka dibutuhkan waktu sekitar satu (1) tahun untuk me-recover cost investasi jika per siswa hanya mampu membayar Rp. 5000,- / bulan. Yang akan mematikan sistem ini adalah biaya operasional menggunakan dial-up telkom ke ISP atau Telkomnet Instant yang sekitar Rp. 10.000 / jam. Biaya operasional 8 jam per hari selama 25 hari akan membutuhkan biaya Rp. 2 juta / bulan untuk membayar ISP & telkom hal ini mungkin akan memberatkan sekolah dan sulit untuk di recover dari siswa.

  1. Alternatif lain yang yang mungkin akan mengurangi beban biaya sambungan ke Internet adalah mem bypass telkom dan menggunakan sambungan 24 jam berbasis WiFi, investasi peralatan Customer Premise Equipment (CPE) WiFi untuk outdoor sekitar Rp. 1.5-2 juta / node. Biaya operasi sangat tergantung jumlah pelanggan dan kesepakatan dengan ISP, dapat berkisar antara Rp. 500.000 s/d 1 juta / bulan / sekolah. Pada kenyataannya mungkin kita perlu menambahkan semacam proxy / router kecil karena umumnya peralatan CPE WiFi tidak siap dengan proxy-nya. Harga proxy jika ingin membeli yang sudah jadi sekitar Rp. 1.5 juta. Tentunya semua ini dapat menjadi lebih murah jika kita dapat menggunakan server Linux sebagai pengganti CPE & proxy server, hanya saja tingkat kesulitan di system administrastor menjadi sangat tinggi untuk ukuran sekolah yang masih baru masuk ke Internet.

  1. Investasi peralatan dapat di tekan dengan menggunakan peralatan dengan spesifikasi lebih rendah, yang menjadi momok adalah biaya telekomunikasi yang tinggi. Hal ini dapat di tekan dengan cara memasang mail server lokal di sekolah dan memfokuskan aktifitas berbasis e-mail bukan web. Contoh Webmail lokal yang dapat di pakai adalah Mdaemon di Windows, rekan-rekan linux menyarankan kepada saya untuk menggunakan e-smith yang punya kemampuan seperti Mdaemon di Windows. Konfigurasi ini tidak memerlukan mail server di Internet, hanya memerlukan MX server saja. Dengan adanya mail server lokal maka semua mail dapat dibaca secara lokal tanpa perlu online ke Internet. Online ke Internet dapat dikurangi menjadi sekitar 15-30 menit per hari untuk mengambil mail dari MX server, atau mengirimkan mail ke Internet. Konsekuensi-nya biaya operasional Internet dapat ditekan menjadi sekitar Rp. 45-100.000 / bulan / sekolah atau untuk sebuah sekolah dengan jumlah siswa 500 orang, biaya operasi Internet per siswa adalah sekitar Rp. 200 / siswa / bulan.

  1. Internet pada dasarnya hanya akan murah jika dipakai beramai-ramai dan biaya di share oleh banyak sekolah / siswa. Konfigurasi yang lebih kompleks tapi dapat berhemat banyak adalah dengan cara menshare biaya langganan Internet dengan beberapa sekolah yang berdekatan, dan mengoperasikan sendiri mail server lokal di sekolah. Biaya per siswa per bulan dapat mendekati Rp. 2000 / siswa / bulan dengan investasi kembali dalam waktu 1-2 tahun. Pada dasarnya konfigurasi ini asdalah konfigurasi sebuah ISP kecil untuk sekolah, masalah terbesar yang akan di hadapi oleh sekolah yang ingin menjalankan konfigurasi ini adalah SDM dengan skill tinggi yang mampu mengoperasikan sistem ini. Walaupun demikian, DIKMENJUR telah mengimplementasikan konfigurasi ini di 30+ kota di Indonesia.

Persaingan harga antar operator tampaknya juga semakin sengit dengan adanya akses Internet dari ISP rata-rata Rp 2-3000 / jam, TelkomNet Instant Rp. 9000 / jam, StarOne Rp. 200.000 / bulan, Fren Rp. 5000 / Kbyte, Matrix yang katanya Rp. 25000 / bulan dsb akan menjadi alternatif bagi sekolah untuk tersambung ke Internet secara murah.

Kemampuan untuk menginstalasi dan mengoperasikan mail server sendiri akan banyak menekan biaya internetisasi sekolah. Jika di tambah kemampuan untuk membuat ISP kecil antar sekolah, maka Internet sekolah dapat di tekan menjadi murah sekali bagi para siswanya.

Semoga tulisan ini memberi gambaran berbagai alternatif bagi internetisasi sekolah, dan menggugah para pembaca untuk membantu memandaikan bangsa Indonesia di samping aktifitas Telkom Internet Goes To School, APJII Sekolah 2000, Menkominfo One School One Lab. Dll.